Hidup adalah pilihan-pilihan yang ditentukan

Hari rabu lalu saya menghadiri undangan diskusi mingguan dari divisi R&D di kantor saya. Materi yang dibawakan cukup menarik namun waktunya sangat singkat. Materinya adalah maritime law dan contract fundamental tapi pembahasannya menjurus kepada repositioning bisnis perusahaan kami. Salah satu direktur pun menyempatkan datang dan malah kelamaan bertanya (soalnya lebih banyak wejangannya daripada pertanyaannya, NATO lagi). Perusahaan ini memang "baru" menjajaki bidang komersial, sebab selama ini hanya berfungsi sebagai pelayan pemerintah. Beliau (direktur) nyeletuk sebuah pepatah yang bunyinya seperti ini, "Tuhan tidak akan memberi kita air seember kalau wadah kita hanya sebesar gelas!". Semua peserta terdiam terlihat membenarkan sampai moderator membalas "Wah saya bingung". Kebekuan itu akhirnya terpecah dengan tawa peserta. Pepatah itu pula yang membuat saya mempertanyakan kebenarannya pada diri saya sendiri. lagi-lagi browsing dan saya temukan sebuah hadist qudsi dari situs pemerintah saudia arabia (al-islam.com) yang bunyinya:
Dari Ali r.a. "Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini:  Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar (92:5-16) 
Saya bukan penafsir apalagi pemberi fatwa. Saya ini orang bodoh sedikit gila (bento). Pendapat saya adalah bahwa semua orang memiliki wadah yang sama dengan kata lain saya menolak pepatah yang dilontarkan seorang pemimpin diatas. Yang tidak sama adalah Kebijaksanaan Tuhan dalam memberi air pada hambaNya. Dan bagaimana seorang hamba memgemis air dari Tuhannya. Satu ayat yang mungkin terdengar kontradiktif dan menjadi pembelaan si Direktur yaitu : Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (13:11). Si direktur mungkin tidak hapal atau separo-separo mengertikan keseluruhan ayat ini, dimana sambungannya berbunyi: Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (13:11).  Manusia seperti saya terlalu picik dan lemah untuk mengakal-akali kekuasaan Tuhan. Seolah-olah kita mengetahui masa depan melalui sebuah hubungan kausatif. contohnya:
1. Jika kita belajar, maka akan pintar, 
2. Jika kita menabung, maka akan kaya,
3. Jika kita ber"wadah" besar, maka diberi "air" lebih banyak, dll
Sungguh saya adalah manusia bodoh dan hina kecuali pertolongan Tuhan telah sampai pada saya dan anda sekalian. Saya hanya bisa mengambil keputusan atas pilihan-piihan yang telah ditentukan. Dan "air" yang akan kita terima tidak ada hubungannya sama sekali dengan "wadah" yang kita punya. Dan sebaiknya kita menghindari perdebatan dalam hal quran dan penafsirannya. Sebab Tuhan telah memperingatkan kita bahwa: Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh.(2:176)

Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

author
Aris Wirawan
Seorang internet marketing enthusiast. Sedang mengoptimasi dan mengautomasi bisnis dengan partner menggunakan teknologi informasi terkini.