
Dari Ali r.a. "Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di
Saya bukan penafsir apalagi pemberi fatwa. Saya ini orang bodoh sedikit gila (bento). Pendapat saya adalah bahwa semua orang memiliki wadah yang sama dengan kata lain saya menolak pepatah yang dilontarkan seorang pemimpin diatas. Yang tidak sama adalah Kebijaksanaan Tuhan dalam memberi air pada hambaNya. Dan bagaimana seorang hamba memgemis air dari Tuhannya. Satu ayat yang mungkin terdengar kontradiktif dan menjadi pembelaan si Direktur yaitu : Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (13:11). Si direktur mungkin tidak hapal atau separo-separo mengertikan keseluruhan ayat ini, dimana sambungannya berbunyi: Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (13:11). Manusia seperti saya terlalu picik dan lemah untuk mengakal-akali kekuasaan Tuhan. Seolah-olah kita mengetahui masa depan melalui sebuah hubungan kausatif. contohnya:
1. Jika kita belajar, maka akan pintar,
2. Jika kita menabung, maka akan kaya,
3. Jika kita ber"wadah" besar, maka diberi "air" lebih banyak, dll
Sungguh saya adalah manusia bodoh dan hina kecuali pertolongan Tuhan telah sampai pada saya dan anda sekalian. Saya hanya bisa mengambil keputusan atas pilihan-piihan yang telah ditentukan. Dan "air" yang akan kita terima tidak ada hubungannya sama sekali dengan "wadah" yang kita punya. Dan sebaiknya kita menghindari perdebatan dalam hal quran dan penafsirannya. Sebab Tuhan telah memperingatkan kita bahwa: Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh.(2:176)
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar