Kutukupret Vs Goliath

Saya suka kutipan teman sejawat saya di kantor yang 'unine' "pokoke kowe salah". 'Like this' quote mr hendro, you are deserved to have a chance playing one game PES with me. Kutipan ini sangat berguna bagi seorang hewan bernama kutukupret dalam menghadapi goliath yg naujubileh gedenya. Begini nih ceritanya. Alkisah, suatu hari di jumat yang cerah kutukupret mempersiapkan segala sesuatu dengan terencana dalam proses meloloskan diri dari tugas istana. Dia pun rela kehilangan uang jajan jalan yang sudah dijanjikan bendahara istana. Si kutukupret pun mempersiapkan segala sesuatu mulai dari peralatan berburu hingga peralatan kemah. Si kutukupret ini sebetulnya didaulat untuk mengiringi raja berburu di gunung kembar.
Namun, kutukupret lebih memilih menghadiri acara perkumpulan para kutu di gunung yang sama di lain tempat. Kutukupret ini perhitungannya matang, sehingga acara berburu raja akan terselenggara dengan baik meskipun tanpa kehadirannya. Sampai pada jumat sore, kutukupret kabur lewat belakang dengan bantuan pengawal kerajaan yang sudah 'bolo plek'.
Berangkatlah kutukupret dengan teman2nya menuju gunung kembar sore itu. Dan akhirnya raja pun tahu kelakuan kutukupret, tapi tidak cukup membuatnya marah kepada kutukupret.
Nah, cerita masuk babak awal, dimana dalam pertemuan kutu-kutu di gunung kembar diisi oleh acara yang menarik dan ceria seperti organ tunggal dan perkenalan. Pada jumat malam, acara ini disisipi oleh diskusi terbuka dan santai yang ternyata mengundang salah satu petinggi kerajaan. Setelah beberapa petinggi membuka dengan monolog yang manis (di mulut doang), dibukalah sesi dialog, dan kutukupret dapat giliran curhat urutan kedua.Setelah curhat pertama selesai, petinggi kerajaan tadi mempersilahkan kutukupret bercurhat. Dia bicara visi tentang kerajaan dan kebobrokannya. Kutukupret malah berharap dia dimerdekakan dari perbudakan yang sudah tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Petinggi kerajaan pun naik pitam dan menjaminnya masuk penjara untuk kekal didalamnya sampai mati. Kutukupret pun terdiam, meratapi nasibnya, mencoba mensyukuri apa-apa yang masih bisa disyukuri. Kutukupret takut kata-katanya menyakiti hati petinggi kerajaan tadi. Kutukupret segera mengambil sikap "pokoke aku sing salah", dia meminta ampun pada petinggi kerajaan tadi. malam itu pun berakhir dengan kesan mendalam bagi kutukupret.
Kutukupret jadi lebih terkenal setelah peristiwa malam itu, hampir semua temannya men-cap dia "bleguk". Namun, itu bukan cercaan, melainkan pujian yang menguatkan. Si kutukupret berasa di atas awan, ringan, tanpa beban, nothing to lose, menyatu dengan alam sekitar dan mengingat kehadiran Tuhannya dalam dirinya. Hari esok ia tatap dengan penuh percaya diri, dan nilai-nilai optimis dan positif. Hari berlalu, kutukupret kembali bekerja seperti biasa di kerajaan itu. Tapi dia merasakan kegundahan yang mendalam, seperti lantai yang belum di sapu bersih dari debu dan pasir. Ada yang belum tuntas dalam dirinya. Ada raksasa yang merasa perlu dibunuh.
Sampai pada suatu hari ketika ia bekerja, atasannya memanggil "kutukupret, kesini kamu!!!". Kutukupret menghampiri atasannya. "Kutukupret, kamu tahu kesalahanmu?", "Saya salah tuan dan saya bodoh, tak tahu apa yang saya lakukan", jawab kutukupret. "Kamu itu selalu (ditekan kuat2 bacanya) bekerja dengan lelet dan tidak pernah tuntas!!" ketus sang atasan. "Maafkan kesalahan saya tuan". "Sudah berulang kali kamu mengecewakan saya!". "Tapi saya masih bela kamu karena kamu bawahan saya, ada nama saya di bajumu, kamu tahu?". "Tahu tuan" tandasnya lembut. "Saya malu dipanggil petinggi kerajaan, apa kamu tahu masalahnya?". "Kamu bilang apa ke petinggi kerajaan yang lain, hah?" nadanya mulai tinggi. Kutukupret seperti memutar kembali video diskusinya dengan para petinggi kerajaan yang dimaksud saat dia menuntut ilmu di gunung kembar beberapa waktu lalu. Dia sadar akan konsekuensi sebagai budak yang selalu salah. Dan mengerti bagaimana mengolah bahasa yang baik. Keluarlah kata-kata yang diplomatis dengan sedikit menipu untuk menjelaskan keadaan waktu itu. Meskipun akhirnya di cap sebagai pembangkang dan pekerja yang jelek, kutukupret santai saja. Atasan kutukupret bilang "Disini, kami tidak mengenal spesialisasi, semua pekerjaan bagi budak baru adalah sama". "kami hanya hargai perilakumu terhadap pekerjaan dan atasan, tidak bisa hanya salah satu dintaranya, dan itu mutlak jika kau masih ingin makan dari kerajaan ini." . Kutukupret mengernyitkan hidungnya bukan dahinya (soalnya dia tak punya dahi, otaknya saja tidak ada). Toh masa perbudakan ini tidak lama lagi ia selesaikan. Kutukupret tidak benci pada siapapun, disitulah kekuatannya. Dia juga tidak menyesal atas apa yang terjadi. Kutukupret pikir, dia telah berusaha memberikan kontribusinya yang terbaik pada kerajaan ini. Karena nila setatak rusak susu sekolam. Kutukupret ini memang bekerja, tapi visinya tidak ada, seperti robot yang hampir habis baterainya. Semua pengorbannya pun dinilai nol, dianggap tidak ada. Kutukupret tetap kutukupret. Dia hanya menunggu kontrak perbudakan ini selesai. Sejak kejadian itu, Dia tidak peduli lagi dengan masa depan kerajaan tempat dia mengabdi. Toh, masih banyak kutu2 lain yang berdedikasi. Dia hanya menyikapi pekerjaannya dengan kutipan temannya yang juga kutu. "Pokoke kowe salah, wahahaha". Dan senyumnya kembali lagi.


Share

5 komentar:

  1. pokoke kutukupret salah wkwkwkwk

    BalasHapus
  2. dasar kutukupret masto :D
    LIKE THIS!! hahaha

    BalasHapus
  3. kutukupret tetep kutukupret,
    idealis tetep idealis,
    pengorbanan tetep pengorbanan,
    trus kapan kerajaan arep dadi kolonial???

    BalasHapus
  4. terimakasih apresiasinya...
    semoga kerajaan ini menjadi imperium modern
    dan kutu2 dapat berkembang menjadi kupu2

    BalasHapus
  5. kutukupret = bom waktu?wkwkwk...

    BalasHapus

author
Aris Wirawan
Seorang internet marketing enthusiast. Sedang mengoptimasi dan mengautomasi bisnis dengan partner menggunakan teknologi informasi terkini.